A. PENGERTIAN
Zikir artinya ingat dan sebut. Kaitannya dengan zikrullah, zikir berarti mengingat dan menyebut asma Allah, Ingat adalah gerak hati sedangkan sebutan adalah gerak lisan. Zikir dalam hati lebih baik dibandingkan zikir lisan semata, Lebih sempurna jika keduanya dipadukan. Zikir yang terbaik adalah perpaduan antara zikir hati dan zikir lisan. Hati mengingat Allah dan lisan menyebut-Nya. Dengan adanya perpaduan tersebut awal dari “khusyu”.
B. PEMBAGIAN ZIKIR
Zikir dapat dikelompokkan menjadi empat bentuk :
a. Zikir Qalbiyah
Menjalin kedekatan hati seorang hamba akan kehadiran Rabb-Nya yang begitu dekat, zikir qalbiyah membuat ketenangan dan kedamaian dalam jiwa seseorang.
b. Zikir Aqliyah
Kemampuan menangkap bahasa Allah dibalik setiap gerak alam semesta, dan keterlibatan Allah dalam setiap tindakan manusia, penciptaan, kejadian-kejadian dalam sejarah.
c. Zikir Lisan
Bagian dari zikir hati dan akal. Setelah melakukan zikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk senantiasa berzikir, memahasucikan dan mengagungkan Allah SWT.
d. Zikir Amaliyah
Merupakan perpaduan antara zikir qalbiyah, aqliyah, dan lisan yang tidak dapat dipisahkan.
C. ZIKIR MERUPAKAN SUATU KEBUTUHAN
Berzikir bagi orang yang taat kepada Allah merupakan suatu kebutuhan karena zikir adalah penghubung antara hamba dan khaliqnya. Dengan berzikir seorang hamba akan lebih dekat dengan sang penciptanya. Meninggalkan zikir sama dengan memutuskan hubungan dengan sang khaliq. Dampaknya syaitan akan mudah menguasai diri kita, dan menjadikan diri kita sebagai kawannya. Kawan syaitan adalah orang yang lupa berzikir. Buah zikir adalah ketaatan berarti semakin tekun dan khusyu seseorang hamba berzikir maka semakin taat (bertaqwa) kepada Allah.
Zikir adalah obat penawar yang mujarab untuk mengatasi permasalahan hidup, baik kegelisahan mental, material maupun spiritual. Untuk mencapai ketentraman dan kesejukan dengan zikir tidak bisa diteorikan apalagi sekedar wacana atau diangankan, karena zikir bukanlah gerak “rasio an sich” tetapi “rasa” (dzauq). Pencapaiannya haruslah dengan upaya yang maksimal dan berkesinambungan (istiqomah). Selain itu diperlukan thariqah (metode) serta mursyid (pembimbing).
D. TEMPAT DAN WAKTU BERZIKIR
Pada dasarnya zikir tidak terikat dengan ruang dan waktu, kapan dan dimanapun dapat dilakukan bahkan dalam kondisi dan situasi bagaimanapun.
Firman Allah SWT :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan ingatan yang banyak, dan bertasbihlah kepada-Nya pagi dan petang”.
Keutamaan waktu-waktu berzikir yaitu :
a. Pagi
Pada saat memulai aktifitas, dengan berzikir dipagi hari diharapkan semua aktifitas dimulai untuk mencari keridhaan Allah SWT untuk meraih penghidupan yang halal.
b. Sore
Supaya apa yang telah diupayakan pada hari itu memperoleh keberkahan, sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang telah diberikan-Nya.
c. Malam
Puncak nikmatnya berzikir, terjalinnya hubungan mesra antara hamba dengan Rabb-Nya, saat yang lain terlelap dalam peraduannya.
Allah adalah maha (pemberi) cahaya. Untuk dapat menyerap cahaya Allah tentulah dengan mendatangi tempat dimana Allah memancarkan cahaya.
Firman Allah :
Artinya : “(yaitu) di rumah-rumah, Allah memerintahkan untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, bertasbih didalam rumah itu pada waktu pagi dan petang (QS. An-Nuur : 36)
Masjid adalah tempat shalat, dan shalat adalah rangkaian gerakan dan ucapan yang sarat dengan zikir Dalam sehari semalam yang terdiri dari 17 rakaat, 34 sujud, dan 9 tahiyyat. Seorang muslim mengucapkan 273 kali Asma Allah.
Allah tidak hanya diingat dalam hamparan sajadah, di masjid, di musholla, tetapi juga dikantor, dijalan dan dimana saja terasakan bersama-Nya. Jadi, zikir dapat dilaksanakan dimana saja, tetapi yang terbaik adalah dirumah-rumah yang Allah perkenankan untuk dimuliakan, dengan menyebut nama-nama-Nya didalamnya, yaitu masjid.
Akhirnya tentu tidak mustahil, kalau kemudian orang yang senantiasa berzikir, berkeyakinan bahwa bumi Allah yang terhampar luas ini adalah masjid baginya, kantornya, meja kerjanya adalah sajadah. Kemudian memfungsikan setiap tatapan mata penuh rahmat, pikiran senantiasa husnuzhan, tarikan nafas tasbih, gerak hati do’a, bicara bernilai dakwah, diam full zikir, gerak tangan berbuat sedekah, langkah kaki jihad fi sabilillah.
E. BAGAIMANA CARA BERZIKIR
Adapun sikap saat berzikir sebaiknya dalam posisi menghadap kiblat dengan keadaan duduk seperti duduk diantara dua sujud, kemudian mata terpejam. Hal ini dilakukan untuk mengkondisikan fisik agar tenang dan akhirnya mendukung pencapaian kekusyu’kan. Dengan mata kepala tertutup diharapkan mata bathin terbuka.
Materi zikir yang dibaca adalah zikir yang bersumber dari Al-qur’an yang warid (bersumber) dari Rasulullah SAW.
- DALIL-DALIL TENTANG ZIKIR
1). Perintah berzikir
a. QS. AL-AHZAB : 41-42
b. QS. AL-A’RAF : 205
c. QS. AN-NISA : 103
d. QS. AL-BAQARAH : 152
2). Hikmah berzikir
a. Meraih ketentraman hati (QS. Ar-Ra’d : 28)
b. Ciri Keimanan (QS. Al-Ahzab :41-42 ; Al-Anfal : 2)
c. Mendapat ampuan Allah ( QS. Al-Ahzab : 35)
d. Senantiasa diingat Allah (QS. Ali Imran : 190-191)
e. Senjata taubat (QS. Al-A’raf : 201)
f. Keuntungan dan kesuksesan ( QS. Al-A’la : 14-15 ; Al-Jumu’ah : 10)
3). Zikir berjama’ah (QS. Al-Ahzab :35, 42) Hadist dari Anas r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya, aku berzikir menyebut (mengingat) Allah SWT, bersama jama’ah usai shalat subuh hingga matahari terbit, itu lebih aku sukai daripada dunia dan seisinya”. (H.R. A Bayhaqy).
Dalam hadist yang lain Rasulullah SAW bersabda :
“Jama’ah yang duduk berzikir menyebut Allah pasti dikelilingi malaikat, rahmat menyertai mereka, ketentraman diturunkan kepada mereka, dan Allah menyebut nama mereka pada sesuatu yang berada disisi-Nya”. (H.R. Ahmad dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila kalian melewati taman syurga maka bersimpuhlah. “
4). a. QS. Al-Baqarah : 200
Zikir dengan suara keras (jahr)
b. QS. A-A’raf : 205
Zikir dengan suara lirih (sirr)
c. Senjata orang awam adalah zikir lisan sedangkan senjata orang khawas adalah zikir hati
5). Zikir di Masjid (QS. An-Nuur : 36)
G. URUTAN BERZIKIR
1. Membaca isti’adzah/ta’awudz
2. Membaca basmallah
3. Membaca Al-Fatihah
4. Ayat kursi dan dua ayat sesudahnya.
5. Surah Al-Insyirah
6. Surah Al-Zalzalah
7. Surah Al-Ikhlas
8. Surah Al-Falaq
9. Surah An-Naas
10. Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir
11. Asma’ul Husna (99 nama terbaik Allah)
12. Shalawat
13. Istighfar
14. Do’a
15. Sujud syukur
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Zikir merupakan perpaduan kekuatan hati yang ditangkap oleh akal dan diucapkan oleh lisan. Tidaklah sempurna jika tidak disertai dengan perubahan amal menuju perbaikan, karena esensi dari zikir sebenarnya adalah ketaqwaan kepada Allah SWT, hamba yang terbaik adalah hamba yang bertaqwa kepada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Ilham, Muh. 2005. Panduan Zikir dan Do’a – Intuisi Press.
1 komentar:
ini tugas makalahnya y^^
Posting Komentar