Subscribe to Feeds

Lorem Ipsum Dolor .......

Lorem ipsum lorem ipsum lorem ipsum lorem ipsum.......

Financial Accounting


The purpose of accounting is to provide the information that is needed for sound economic decision making. The main purpose of financial accounting is to prepare financial reports that provide information about a firm's performance to external parties such as investors, creditors, and tax authorities. Managerial accounting contrasts with financial accounting in that managerial accounting is for internal decision making and does not have to follow any rules issued by standard-setting bodies. Financial accounting, on the other hand, is performed according to Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) guidelines. Read more....


Tax accounting in the United States


This article is about methods of accounting for income in tax returns. For methods of accounting for tax in financial statements, see Deferred tax.
U.S. tax accounting refers to accounting for tax purposes in the United States. Unlike most countries, the United States has a comprehensive set of accounting principles for tax purposes, prescribed by tax law, which are separate and distinct from Generally Accepted Accounting Principles. Read more.....


Mengelola Kartu Persediaan Supplies


Pada dasarnya barang supplies dalam neraca termasuk bagian dari Aktiva Lancar. Barang supplies disebut juga dengan istilah perlengkapan, yaitu barang-barng yang melengkapi kebutuhan dalam kegiatan perusahaan yang sifatnya habis dipakai dalam kegiatan perusahaan. Read more....`


Saham Properti


Tingginya tingkat kebutuhan dan permintaan terhadap perumahan, menyebabkan tumbuh dan berkembangnya perusahan-perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan perumahan baik dari perumahan untuk kalangan atas maupun penyediaan perumahan untuk kalangan bawah, kemudian perusahaan tersebut menjalin kerjasama dengan lembaga/perusahaan penjamin kredit dalam rangka penjualan property. Read more....


Investment


Investasi adalah penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pada kondisi sekarang, kegiatan investasi sudah berkembang dan semakin komplek dan juga sangat mudah. Salah satu contohnya adalah penanaman modal untuk perusahaan, sekarang tidak perlu menunggu uang kita terkumpul banyak, tetapi cukup dengan uang yang jumlahnya kecil tapi secara kolektif. Dana yang dihimpun akan menjadi besar dan dapat diinvestasikan kebeberapa perusahaan (Reksadana). Read more....


Cash Flow


Laporan arus kas (cash flow) adalah laporan yang menggambarkan tentang posisi kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Laporan arus kas meliputi laporan yang berisi siklus kas perusahaan yang digolongkan kedalam tiga golongan aktivitas normal suatu perusahaan, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktuvitas pendanaan (Financial). Read more....


Damai Dalam Zikir


Zikir artinya ingat dan sebut. Kaitannya dengan zikrullah, zikirberarti mengingat dan menyebut asma Allah, Ingat adalah gerak hati sedangkan sebutan adalah gerak lisan. Zikir dalam hati lebih baik dibandingkan zikir lisan semata, Lebih sempurna jika keduanya dipadukan. Zikir yang terbaik adalah perpaduan antara zikir hati dan zikir lisan. Hati mengingat Allah dan lisan menyebut-Nya. Dengan adanya perpaduan tersebut awal dari khusyu. Read more....

Saham Properti

BAB I

PENDAHULUAN

A. SAHAM PROPERTI

Tingginya tingkat kebutuhan dan permintaan terhadap perumahan, menyebabkan tumbuh dan berkembangnya perusahan-perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan perumahan baik dari perumahan untuk kalangan atas maupun penyediaan perumahan untuk kalangan bawah, kemudian perusahaan tersebut menjalin kerjasama dengan lembaga/perusahaan penjamin kredit dalam rangka penjualan property.

Lembaga/perusahaan penjamin/pemberi pinjaman tersebut kemudian melakukan penawaran kredit/pinjaman kepada masyarakat yang digunakan untuk membeli property dimana property tersebut kemudian dipergunakan sebagai jaminan atas pinjaman tersebut.

Dengan adanya lembaga/perusahaan penjamin ini memungkinkan masyarakat yang tidak dapat membeli rumah menjadi dapat membeli rumah yang dikarenakan adanya kemudahan dalam mendapatkan rumah tersebut.

Lembaga/perusahaan penjamin ini merupakan lembaga/perusahaan yang permodalannya besar dan berbentuk perusahaan perseroaan, sehingga untuk mendapatkan tambahan modal lembaga/perusahaan tersebut dengan melakukan penjualan saham dimana saham yang dikeluarkan oleh perusahaan semacam ini disebut dengan saham property.

Saham Properti merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahan-perusahan perseroan yang bergerak dibidang property atau real estate. Dana investasi realestat atau lebih dikenal secara umum dengan istilah Real Estate Investment Trust atau biasa disebut REITs merupakan instrumen investasi berupa surat berharga yang dapat dibeli oleh investor dari perusahaan realestat yang menerbitkan REITs.

Surat berharga ini mirip dengan surat saham yang mencerminkan kepemilikan atas sebuah perusahaan tertentu. Salah satu keunggulan REITs adalah perlakuan khusus perpajakan, dimana disejumlah negara, instrumen REITs ini bebas dari pajak penghasilan. Struktur REITs ini adalah mirip dengan reksadana namun penempatan asetnya adalah pada instrumen properti.

Sebagaimana layaknya sebuah perusahaan, maka REITs ini dapat bersifat "terbuka" yaitu dapat ditawarkan/diperdagangkan di bursa saham ataupun bersifat "tertutup". Namun, untuk menikmati perlakuan khusus tersebut, REITs diharuskan membatasi kegiatan operasional dan investasinya. Chan, Ericksob & Wang (2003) dalam bukunya mengelompokkan ke dalam empat kelompok besar REITs, yaitu pembatasan atas: struktur kepemilikan, jenis pendapatan yang dapat dihasilkan dan jenis aset yang dapat dimiliki, struktur manajemen, dan kebijakan keuangan.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SAHAM PROPERTI

Berbagai faktor makro maupun mikro yang mempengaruhi risiko investasi pada saham properti meliputi :

1. Kondisi Perekonomian

Hal ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tiap tahun atas dasar harga konstan. Skala data dari variabel ini adalah skala rasio. Pertumbuhan PDB ini juga sangat dipengaruhi oleh Pendapatan dan Populasi Masyarakat.

Tingkat pendapatan masyarakat dapat mempengaruhi laju fluktuasi harga saham property, hal ini disebabkan karena semakin tinggi pendapatan masyarakat maka tingkat permintaan terhadap barang properti pun akan ikut meningkat.

Namun jika tingkat pendapatan masyarakat menurun maka tingkat permintaan masyarakat pun akan menurun pula. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang properti sangat tergantung sekali pada faktor pendapatan masyarakat ini, untuk mengatasi hal tersebut perusahaan properti menawarkan berbagai fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam mendapatkan kemudahan berinvestasi melalui pembelian properti.

Selain itu, dengan meningkatnya pendapatan masyarakat maka tingkat pengembalian kredit atau pinjaman yang akan diterima akan lebih lancar dan cepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan apabila tingkat pengembalian lancar maka akan mempengaruhi pula permintaan masyarakat dan kemampuan likuiditas masyarakat.

Meningkatnya jumlah populasi masyarakat disuatu Negara maka secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kebutuhan masyarakat akan perumahan/property karena perumahan adalah salah satu kebutuhan utama (kebutuhan primer) bagi manusia, apabila tingkat pertumbuhan ini meningkat maka akan ikut mempengaruhi tingkat permintaan terhadapa properti/perumahan itu sendiri dan pada akhirnya akan mempengaruhi naik turunnya harga saham properti.

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga rata-rata yang ditetapkan bank-bank pemerintah dan bank-bank swasta. Skala data variabel ini adalah skala rasio. Kenaikan suku bunga bank sangat mempengaruhi aktivitas dunia usaha pada umumnya, khususnya sektor property.

3. Nilai Tukar Valuta Asing

Yaitu nilai tukar mata uang nasional dengan nilai mata uang Negara lain. Nilai tukar diukur dengan kurs rata-rata tiap tahun. Skala data variabel ini adalah skala rasio.

4. Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi tahunan yang diukur dengan perkembangan indeks harga konsumen di Indodnesia tiap tahun. Skala data variabel ini adalah skala rasio.

5. Kebijakan Pemerintah

Yaitu kebijakan di bidang ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam periode 1991-1996. Dengan demikian, skala data variabel ini adalah skala nominal.

6. Struktur Modal

Yaitu perbandingan antara penggunaan hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Skala data variable ini adalah skala rasio.

7. Struktur Aktiva (operating leverage)

Yaitu perbandingan penggunaan aktiva tetap dengan total aktiva. Skala data variabel ini adalah skala rasio.

8. Tingkat likuiditas

Yaitu perbandingan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Skala data variabel ini adalah skala rasio.


BAB II

SAHAM PROPERTI AMERIKA SERIKAT

A. REAL ESTATE DI AMERIKA SERIKAT

Real Estate Investment Trust (REITs) disahkan oleh Kongres Amerika pada tahun 1960 dengan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk berinvestasi di properti dengan cara menggabungkan stabilitas dalam investasi properti dengan likuiditas pasar surat berharga.

Pada dasarnya REITs adalah merupakan sebuah perusahaan yang modalnya merupakan gabungan modal dari beberapa investor Amerika maupun diluar Amerika untuk membeli aset berupa properti maupun surat hutang dengan jaminan properti. REITs ini pada dasarnya adalah merupakan reksadana yang menempatkan dana investasinya pada properti.

REITs di Amerika tidak dikenakan pajak penghasilan federal asalkan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perpajakan (Internal Revenue Code) salah satunya adalah adanya persyaratan untuk mendistribusikan sekurang-kurangnya 90% dari keuntungan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Pemegang saham REITs tetap harus membayar pajak penghasilan sesuai dengan dividen yang diperolehnya.

Pada awal tahun 2005 telah tercatat sebanyak 200 REITs yang diperdagangkan di Amerika dengan total aset senilai 500 triliun US Dollar dimana 2/3 nya diperdagangkan di bursa sedangkan jumlah REITs yang tidak terdaftar pada Securities Exchange Commission (SEC) adalah sekitar 800 REITs.


B. JATUHNYA HARGA SAHAM PROPERTI AMERIKA SERIKAT

Jatuhnya harga supreme mortgage memang dipicu oleh tidak kunjung membaiknya kondisi perekonomian AS. Pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah, memicu tingginya angka pengangguran dan bahkan memperluas kasus pemutusan hubungan kerja. Pada saat gejolak supreme mortgage ini terjadi, telah cukup banyak kelompok pekerja middle income di AS yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja.

Kelompok pekerja middle income yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja inilah yang menjadi pemicu utama krisis supreme mortgage di AS. Karena telah menjadi pengangguran, kelompok yang jumlahnya mencapai 2,5 juta orang itu tidak lagi memiliki cukup kemampuan untuk membayar cicilan rumah mereka.

Padahal, hingga saat ini pinjaman perumahan di AS tidak mendapatkan jaminan langsung dari pemerintah. Ketiadaan jaminan pemerintah atas kredit perumahan inilah yang membedakan sistem mortgage market antara Amerika Serikat dengan Eropa, khususnya Inggris.

Di Inggris terdapat penjaminan pemerintah atas kredit perumahan, kendati hanya terbatas pada bunga pinjamannya. Meski demikian, penjaminan ini telah menjadi exit policy yang cukup efektif bila terjadi gejolak atau krisis seperti yang terjadi di AS.

Perbedaan berikutnya adalah, para pekerja middle income di Inggris mendapat perlindungan dari pemerintah berupa skema jaminan sosial. Dengan demikian bila terjadi pemutusan hubungan kerja karena perekonomian yang memburuk, kebutuhan dasar para middle income worker ini masih dapat terpenuhi.

Perbedaan menonjol lainnya adalah, ketiadaan bank sentral yang dimiliki langsung oleh pemerintah. Bank of England yang dimiliki oleh pemerintah Inggris memungkinkan pemerintah turun tangan langsung melakukan operasi pasar, sehingga gejolak nilai tukar dapat terkendali.

Campur tangan pemerintah, dalam hal ini Bank of England, juga dapat dilakukan melalui skema penjaminan kredit. Dengan memanfaatkan mekanisme transmisi moneter yang dijalankan oleh bank sentral, program penjaminan kredit perumahan ini dapat mengendalikan gejolak yang setiap saat dapat terjadi.

Di AS, pemerintahnya akan sulit melakukan hal yang sama. Sebab hingga saat ini The Federal Reserve masih tetap milik swasta sejak didirikan pada 1913 silam, dengan pemegang saham antara lain Sachs of New York, Goldman of New York, Citi Bank of New York, Kuhn Loeb Bank of New York, Lazard Brothers of Paris-France, Israel Mozes Seif Bank of Italy, Rothschild Bank of London-England, Warburg Bank of Hamburg-Germany, hingga Warburg Bank of Amsterdam-Netherlands.

Dengan ketiadaan akses tersebut, maka sangat mungkin gejolak di Wall Street yang berimbas pada gejolak pasar valuta global masih akan berlangsung dalam rentang waktu satu hingga dua bulan mendatang. Lamanya rentang waktu ini sangat tergantung pada kemampuan pemerintah Amerika Serikat menemukan 'celah' untuk menyiasati desain dan struktur kelembagaannya.

Celah yang bisa diperoleh oleh The Fed juga sangat terbatas pada pemanfaatan instrumen moneternya. Berkaitan dengan hal ini, keputusan Open Market Committee The Federal Rerserve untuk menurunka suku bunga Fed Fund hingga 50 basis poin termasuk agak terlambat. Sebab penurunan ini baru dilakukan setelah perekonomian AS terlanjur melemah, yang tercermin dari tingginya tingkat pengangguran dan kemudian berimbas pada memburuknya kualitas kredit perumahan.

Memang, penurunan suku bunga Fed Fund ini diyakini dapat menjadi insentif bagi perekonomian negeri Uncle Sam. Tingkat investasi maupun konsumsi dalam negerinya diharapkan mendapatkan dorongan baru pasca penurunan suku bunga tersebut. Tetapi penurunan suku bunga ini sendiri tidak mungkin berlangsung terlalu lama, selain efeknya juga dinilai sangat terbatas. Sebab suku bunga AS saat ini sudah termasuk sangat rendah.

Bila suku bunga dibiarkan terlalu lama dalam tingkatan yang rendah, maka perekonomian AS dikhawatirkan justru akan mengalami lonjakan inflasi. Karena itulah, penurunan suku bunga Fed Fund ini hanya bersifat temporer. Paling lama penurunan ini hanya bertahan empat bulan, dan selanjutnya secara bertahap suku bunga Fed Fund akan mengalami peningkatan kembali.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka gejolak nilai tukar rupiah pun juga bisa diperkirakan masih akan berlangsung hingga rentang waktu yang sama, dengan kecenderungan terus tertekan. Melemahnya kurs rupiah yang berlangsung sepanjang pekan kedua dan ketiga lalu hingga menyentuh level Rp9.405-Rp9.420 per dolar AS, juga masih akan berlangsung hingga akhir bulan ini.

Bila tanpa upaya ekstra dari otoritas moneter selain melakukan operasi pasar atau sterilisasi, maka sangat mungkin kurs rupiah akan melemah hingga melampaui Rp9.500 per dolar AS. Sejauh ini Bank Indonesia tetap mengkonfirmasi kurs Rp9.500 per dolar AS sebagai kurs yang 'nyaman'.

Padahal, mengingat gejolak yang dipicu oleh krisis supreme mortgage ini masih akan berlangsung hingga lebih dari dua bulan mendatang, maka sangat mungkin kurs rupiah akan terus melemah hingga mencapai kisaran Rp9.600 per dolar AS. Mencermati kondisi tersebut, maka selayaknya pelaku pasar valuta harus mampu menjaga agar tidak kehabisan nafas selama periode dua bulan mendatang.


C. DAMPAK JATUHNYA SAHAM PROPERTI AMERIKA SERIKAT

Gempa krisis keuangan dari Wall Street, New York, Amerika Serikat akhirnya merembet ke seluruh dunia hanya dalam waktu dua hari. Dampaknya cukup parah karena dalam dua hari itu sejak Senin (21 Januari) hampir semua bursa saham utama dunia mulai memperlihatkan kecenderungan penurunan akibat dipenuhi oleh aksi jual. Bank sentral Amerika Serikat juga mulai memangkas suku bunga dan memperingatkan pelaku pasar keuangan akan terjadinya krisis berkepanjangan.

Seperti paduan suara, bursa saham dunia lalu satu per satu melorot seperti saling menyusul. Hingga pembukaan perdagangan hari itu penurunan paling tajam diderita oleh bursa Jerman (Dax Index) dan

India (Sensex30 Index) yang mencapai lebih 7 persen disusul bursa saham Hong Kong (Hang Seng Index), Cina (Shanghai Composite), dan Inggris (FTSE 100) hingga di atas 5 persen dan bursa Jepang (Nikkei 225) 3,9 persen (the Washington Post, Selasa 22 Januari 2008 Halaman A1)

Setelah pembukaan perdagangan pada bursa Jepang mengalami tekanan sebesar 4,4 persen bursa saham di sejumlah negara Asia kemudian juga mengalami aksi jual. Pembukaan perdagangan pada bursa India kemudian juga mengalami tekanan hingga mendekati angka 10 persen pada saat penutupan perdagangan bursa. Satu-satunya bursa saham Asia yang naik hanya bursa saham di Sri Lanka tetangga India. Keadaan seperti sekarang sudah diperkirakan sebelumnya, kata Wesley Fogel, analis strategi pasar HSBC.

Sehari (22 Januari) kemudian aksi jual masih terus mewarnai bursa saham dunia dengan tekanan yang lebih kuat. Di India pembukaan perdagangan di Sensex30 diawali dengan penurunan hingga mendekati angka 11 persen. Begitu juga dengan pembukaan perdagangan di Nikkei Jepang yang terus ditekan hingga turun 5,65 persen. Secara akumulatif, bursa saham Nikkei sudah anjlok 18 persen pada tahun ini. Keadaan yang tidak lebih baik juga menimpa Hang Seng Hong Kong yang dipaksa turun 8,65 ketika mengawali pembukaan perdagangan atau anjlok sebesar 30 persen sejak akhir Oktober silam.

Sehari sebelumnya pada Senin (21 Januari) para pejabat dari bagian Departemen Keuangan di bank sentral Amerika Serikat (the Federal Reserve) sudah menghubungi sejumlah kolega mereka dari bank-bank sentral di beberapa negara. Para pejabat bank sentral di beberapa negara itu diminta oleh bank sentral Amerika Serikat agar bersiap dan memantau perkembangan bursa saham di Wall Street.

Gejala krisis keuangan Amerika Serikat sudah terlihat sejak September tahun lalu. Saat itu sejumlah perusahaan investasi keuangan ternama dunia mengalami gagal bayar atau kerugian menyusul mulai ambruknya sektor properti Amerika Serikat yang dililit kredit macet. Gejala itu lalu menjadi kenyataan ketika pada November 2007 harga-harga saham dari perusahaan investasi keuangan itu anjlok .

Morgan Stanley, Citigroup Inc. dan Merrill Lynch adalah beberapa perusahaan investasi keuangan raksasa yang terkena dampak serius dari melonjaknya kredit macet di sektor perumahan di Amerika Serikat. Perusahaan itu tercatat menderita kerugian US$ 3,7 miliar (Morgan Stanley), US$ 6,1 miliar (Citigroup Inc.) dan US$ 8,9 miliar (Merrill Lynch).

Morgan lalu menjadi perusahaan pertama yang mengumumkan penghapusbukuan (write off) atas kredit macet senilai US$ 2,5 miliar. Namun pengumuman tersebut justru disusul dengan kejatuhan sahamnya di bursa New York setelah spekulasi yang menyebutkan perusahaan keuangan itu akan melakukan write off jauh lebih besar dari angka US$ 2,5 miliar. Faktanya total kredit macet yang dihapusbukukan oleh Morgan Stanley adalah sebesar US$ 6 miliar.

Karena kecemasan investor di pasar modal dianggap bisa menggerogoti saham Morgan Stanley, perusahaan itu akhirnya memecat Cruz. Perempuan berusia 52 tahun itu dipecat karena dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas sejumlah kredit macet Morgan Stanley. Posisinya kemudian digantikan oleh John Mack.

Sejak itu para pelaku pasar di bursa Wall Street lantas memperlihatkan perilaku kapitalisme yang mengusung pasar sebagai panglima aslinya dengan menggerogoti banyak saham-saham perusahaan lain melalui aksi jual. Bursa Wall Street lalu tak sempat bernapas untuk menghentikan sejenak aksi para spekulan. Puncaknya terjadi pada Senin lalu dan langsung berimbas kepada anjloknya bursa saham dunia .

Anjloknya pasar saham dunia itu merupakan yang terburuk dalam enam tahun terakhir dan telah menguapkan nilai bursa saham hingga US$ 5 miliar pada tahun ini. Kabar terbaru menyebutkan, dalam 48 jam terakhir bursa Dow Jones sudah anjlok hingga 500 poin.

Mungkin karena melihat tanda-tanda yang semakin tidak membaik, the Federal Reserve pun lantas memangkas suku bunga hingga 3,4 persen pada hari Selasa (22 Januari) www.washingtonpost.com, Selasa 22 Januari 2008). Penurunan suku bunga tersebut bisa diduga sebagai jawaban atas anjloknya bursa saham dunia dan peringatan kepada pasar-pasar keuangan dunia akan munculnya kebijakan politik yang mungkin akan diambil oleh banyak negara.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Saham Properti merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahan-perusahan perseroan yang bergerak dibidang property atau real estate. Dana investasi realestat atau lebih dikenal secara umum dengan istilah Real Estate Investment Trust atau biasa disebut REITs merupakan instrumen investasi berupa surat berharga yang dapat dibeli oleh investor dari perusahaan realestat yang menerbitkan REITs.

Kenaikan suku bunga bank sangat mempengaruhi aktivitas dunia usaha pada umumnya, khususnya sektor properti. Selain itu faktor-faktor lainnya yang sangat mempengaruhi perkembangan saham properti adalah 1) Kondisi keuangan nasional, 2) Tingkat inflasi, 3) Nilai tukar valuta asing, 4) Kebijakan pemerintah, 5) Struktur modal, 6) Tingkat likuiditas, dan 7) Struktur aktiva (operating leverage)

Gejala krisis keuangan Amerika Serikat sudah terlihat sejak September tahun lalu. Saat itu sejumlah perusahaan investasi keuangan ternama dunia mengalami gagal bayar atau kerugian menyusul mulai ambruknya sektor properti Amerika Serikat yang dililit kredit macet. Gejala itu lalu menjadi kenyataan ketika pada November 2007 harga-harga saham dari perusahaan investasi keuangan itu anjlok.

Morgan Stanley, Citigroup Inc. dan Merrill Lynch adalah beberapa perusahaan investasi keuangan raksasa yang terkena dampak serius dari melonjaknya kredit macet di sektor perumahan di Amerika Serikat. Perusahaan itu tercatat menderita kerugian US$ 3,7 miliar (Morgan Stanley), US$ 6,1 miliar (Citigroup Inc.) dan US$ 8,9 miliar (Merrill Lynch).

Financial Accounting

Introduction

The purpose of accounting is to provide the information that is needed for sound economic decision making. The main purpose of financial accounting is to prepare financial reports that provide information about a firm's performance to external parties such as investors, creditors, and tax authorities. Managerial accounting contrasts with financial accounting in that managerial accounting is for internal decision making and does not have to follow any rules issued by standard-setting bodies. Financial accounting, on the other hand, is performed according to Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) guidelines.


CPA's

The primary accounting professional association in the U.S. is the American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). The AICPA prepares the Uniform CPA Examination, which must be completed in order to become a certified public accountant. To be eligible to become a CPA, one needs an undergraduate degree in any major with 150 credit hours of course work. Of these 150 credit hours, a minimum of 36 credit hours must be in accounting. Only about 10% of those taking the CPA exam pass it the first time.


Accounting Standards

In order that financial statements report financial performance fairly and consistently, they are prepared according to widely accepted accounting standards. These standards are referred to as Generally Accepted Accounting Principles, or simply GAAP. Generally Accepted Accounting Principles are those that have "substantial authoritative support".


Accrual vs. Cash Method

Many small businesses utilize an accounting system that recognizes revenue and expenses on a cash basis, meaning that neither revenue nor expenses are recognized until the cash associated with them actually is received. Most larger businesses, however, use the accrual method.

Under the accrual method, revenues and expenses are recorded according to when they are earned and incurred, not necessarily when the cash is received or paid. For example, under the accrual method revenue is recognized when customers are invoiced, regardless of when payment is received. Similarly, an expense is recognized when the bill is received, not when payment is made.

Under accrual accounting, even though employees may be paid in the next accounting period for work performed near the end of the present accounting period, the expense still is recorded in the current period since the current period is when the expense was incurred.


Underlying Assumptions, Principles, and Conventions

Financial accounting relies on the following underlying concepts:

  • Assumptions: Separate entity assumption, going-concern assumption, stable monetary unit assumption, fixed time period assumption.

  • Principles: Historical cost principle, matching principle, revenue recognition principle, full disclosure principle.

  • Modifying conventions: Materiality, cost-benefit, conservatism convention, industry practices convention.


Financial Statements

Businesses have two primary objectives:

  • Earn a profit
  • Remain solvent
Solvency represents the ability of the business to pay its bills and service its debt.

The four financial statements are reports that allow interested parties to evaluate the profitability and solvency of a business. These reports include the following financial statements:

  • Balance Sheet
  • Income Statement
  • Statement of Owner's Equity
  • Statement of Cash Flows

These four financial statements are the final product of the accountant's analysis of the transactions of a business. A large amount of effort goes into the preparation of the financial statements. The process begins with bookkeeping, which is just one step in the accounting process. Bookkeeping is the actual recording of the company's transactions, without any analysis of the information. Accountants evaluate and analyze the information, making sense out of the numbers.

For the reports to be useful, they must be:

  • Understandable
  • Timely
  • Relevant
  • Fair and Objective (free from bias)

Double Entry Accounting

Financial accounting is based on double-entry bookkeeping procedures in which each transaction is recorded in opposite columns of the accounts affected by the exchange. Double entry accounting is a significant improvement over simple and more error-prone single-entry bookkeeping systems.


Fundamental Accounting Model

The balance sheet is based on the following fundamental accounting equation :

Assets = Liabilities + Equity

This model has been used since the 18th century. It essentially states that a business owes all of its assets to either creditors or owners, where the assets of a business are its resources, and the creditors and owners are the sources of those resources.


Transactions

To record transactions, one must:

  1. Identify an event that affects the entity financially.

  2. Measure the event in monetary terms.

  3. Determine which accounts the transaction affects.

  4. Determine whether the transaction increases or decreases the balances in those accounts.

  5. Record the transaction in the ledgers.

Most larger business accounting systems utilize the double entry method. Under double entry, instead of recording a transaction in only a single account, the transaction is recorded in two accounts.


The Accounting Process

Once a business transaction occurs, a sequence of activities begins to identify and analyze the transaction, make the journal entries, etc. Because this process repeats over transactions and accounting periods, it is referred to as the accounting cycle.


Recommended Reading

Eisen, Peter J., Accounting the Easy Way

Tax accounting in the United States

From Wikipedia, the free encyclopedia

(Redirected from Tax accounting)
Jump to: navigation, search

U.S. tax accounting refers to accounting for tax purposes in the United States. Unlike most countries, the United States has a comprehensive set of accounting principles for tax purposes, prescribed by tax law, which are separate and distinct from Generally Accepted Accounting Principles.

Contents

[hide]

[edit] Basic rules

The Internal Revenue Code governs the application of tax accounting. Section 446 sets the basic rules for tax accounting. Tax accounting under section 446(a) emphasizes consistency for a tax accounting method with references to the applied financial accounting to determine the proper method. So the taxpayer must choose a tax accounting method using their financial accounting method as a reference point.

[edit] Types of tax accounting methods

Proper accounting methods are found in section 446(c)(1) to (4) which permits cash, accrual, and other methods approved by the IRS including combinations.

After choosing a tax accounting method, under section 446(b) the Secretary of the Treasury has wide discretion to re-compute the taxable income of the taxpayer by changing the accounting method to be used by the taxpayer in order to clearly reflect the taxpayer's income.

If the taxpayer engages in more than one business then it may use a different method for each business according to section 446(d).

[edit] Tax accounting method changes

If the taxpayer wants to change their tax accounting method, section 446(e) requires the taxpayer to acquire the consent of the Secretary of the Treasury. There are two kinds of changes, one where you must receive a letter of approval from the Secretary of the Treasury. Another type of change comes from a series of more routine changes each of which is an automatic change. To get the automatic change the taxpayer must fill out a form and return it to the Secretary of the Treasury.

The taxpayer can adopt another method if the taxpayer files a tax return using that method for two consecutive years. This is different from changing a tax accounting method under the release of the Secretary of the Treasury because in the case of adopting another method the IRS may assess fines and reallocate taxable income. If the taxpayer wants to return to the previous method the taxpayer must ask for permission from the Secretary following the 446(e) procedure.

If the taxpayer fails to request a change of method of accounting then according to section 446(f) the taxpayer does so at their own peril by exposure to penalties.

[edit] Comparison with other countries

In other countries, the profit for tax purposes is the accounting profit defined by GAAP (the "book profit"), with such additional adjustments to book profit as are prescribed by tax law. In other words, GAAP detemines the taxable profits except where a tax rule determines otherwise. Such adjustments typically include depreciation and expenses which for policy reasons are not deductible for tax purposes, such as entertaining costs and fines.

Investment

A. PENGERTIAN INVESTASI

Investasi adalah penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan[1]. Pada kondisi sekarang, kegiatan investasi sudah berkembang dan semakin komplek dan juga sangat mudah. Salah satu contohnya adalah penanaman modal untuk perusahaan, sekarang tidak perlu menunggu uang kita terkumpul banyak, tetapi cukup dengan uang yang jumlahnya kecil tapi secara kolektif. Dana yang dihimpun akan menjadi besar dan dapat diinvestasikan kebeberapa perusahaan (Reksadana).

Para investor atau orang yang menginvestasikan modalnya, tinggal duduk dirumah dan menjalankan aktivitas yang lain, sementara modalnya terus bertambah dengan sendirinya. Dan hal ini dapat meningkatkan jumlah penghasilan si investor tersebut.

Kita bandingkan dengan orang yang bekerja, yaitu seseorang yang melakukan aktivitas fisik dan fikiran, setelah menghasilkan sesuatu atau waktunya tiba, baru menerima imbalan (gaji/upah).kalau mereka tidak melakukan aktivitas, tentunya mereka tidak mendapatkan apa-apa. Mereka sangat tergantung kepada pemberi kerja atau orang yang mempekerjakan mereka.

Memang para pekerja tidak memikul resiko apabila terjadi kerusakan atau kehilangan atau musibah, tapi penghasilan yang mereka dapatkan juga jauh dari memuaskan. Berbeda dengan para investor, walaupun ada resiko tapi penghasilan yang mereka terima jauh lebih baik dan lebih besar dibandingkan para pekerja dan mereka tidak perlu repot untuk bekerja. Jadi mereka bisa melakukan aktivitas yang lain.

B. PROSES INVESTASI

Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Menentukan kebijakan investasi

Disini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk menderita rugi. Jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.

Pemodal yang bersedia menanggung risiko lebih besar (dan karenanya mengharapkan memperoleh keuntungan yang lebih besar), akan mengalokasikan dananya pada sebagian besar sekuritas yang lebih risiko. Dengan demikian portofolio investasinya mungkin akan terdiri dari saham dan bukan obligasi. Jumlah dana yang akan diinvestasikan pun mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung. Pemodal yang meminjam dana dan menginvestasikannya pada berbagai saham, akan menanggung risiko yang lebih tinggi dari pada pemodal yang menggunakan seratus persen modal sendirinya.

  1. Analisis sekuritas

Tahap ini berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama adalah mereka yang berpendapat bahwa ada sekuritas yang mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah), dan analisis dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan analisis ini, tetapi pada garis besarnya nampaknya cara-cara tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga dimasa yang lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang. Analisis fundamental berupaya mengidentifikasikan prospek perusahaan untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.

Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar. Kalaupun ada sekuritas yang mispriced, analis tidak mampu untuk mendeteksinya. Dengan demikian pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas faktor mispriced, tetapi didasarkan atas preferensi risiko para pemodal, pola kebutuhan kas dan sebagainya. Keuntungan yang diperoleh oleh pemodal, sesuai dengan pendapat ini, adalah sesuai dengan risiko yang mereka tanggung.

  1. Pembentukan portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan diatas, pemilihan sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagaimana.

  1. Melakukan revisi portofolio

Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Kalau dirasa bahwa portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.

  1. Evaluasi kinerja portofolio

Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya. Faktor risiko perlu dimasukkan, karena itu diperlukan standar pengukurannya.

C. ISTILAH – ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN INVESTASI

Sebelum membahas tentang investasi dan dampaknya, terlebih dahulu diperkenalkan beberapa istilah yang berhubungan dengan investasi. Istilah – istilah tersebut yaitu :

  1. Return

Seberapa besar keuntungan yang akan dimiliki atau diterima atas sebuah tindakan yang diambil atau dilakukan.

  1. Risk

Resiko atau seberapa besar kerugian yang akan ditanggung berkaitan dengan investasi yang ditanam.

  1. Reksadana

Adalah wadah yang mengumpulkan dana dari masyarakat untuk dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan kembali ke pasar modal, dengan tujuan memperoleh keuntungan yang lebih baik. Dana yang terkumpul dikelola oleh manajer investasi dan disimpan dalam Bank Kustodian (Inovasi Produk dan Pembelajaran masyarakat akan instrument reksadana dalam proses transformasi saving society menjadi investing society).

  1. Pasar Modal

Tempat terjadinya transaksi yang berkaitan dengan modal dan investasi secara terbuka dari perusahaan, pemilik dana serta para penghubung atau agen investasi atau para manajer investasi dan sebagainya. Dan menyediakan informasi yang terbuka dari perusahaan yang telah melistingkan sahamnya untuk diperdagangkan secara terbuka.

  1. Saham

Bukti penyertaan modal dari pemilik dana terhadap suatu perusahaan.

  1. Deviden

Bagian laba sebuah perusahaan yang menjadi hak seorang pemilik modal.

  1. Operasi

Kegiatan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu laba.

  1. Proyeksi

Kegiatan meramal atau memperkirakan, menggambarkan yang belum terjadi. Berkaitan dengan rencana yang akan dilaksanakan



[1] Ahmad, Kamaruddin. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta, 2004.

Give Ur Comment :